Jumat, 25 Juli 2008

पेमिकिरण अरिस्तोतेलेस तेंतंग एटिका दान NEGARA

Pemikiran Aristoteles Tantang Etika dan Negara

1. Etika
Aristoteles menguraikan pendiriannya tentang etika dalam tiga karya :
• Ethica Nicomachea (keutamaan-keutamaan)
• Magna Moralia (karangan besar tentang moral)
• Ethica Eudemia (kita menemui pemikirannya lebih matang dalam bidang etika)
 Kebahagiaan sebagai tujuan
Dalam segala perbuatannya manusia mengejar suatu tujuan. Ia selalu mencari sesuatu yang baik baginya. Tetapi ada banyak macam aktivitas manusia yang terarah pada rupa-rupa tujuan.
 Kebahagiaan menurut isinya
Belum cukuplah, jika kita mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan tertinggi dalam hidup manusia. Ini perli dijelaskan lagi, karena banyak orang menganggap kebahagiaan dengan berbagai cara. Suatu mahluk mendapat kesempurnaannya bukan karena potens begitu saja, melainkan karena potensi sudah mencapai aktualisasinya.
 Ajaran tentang keutamaan
Keutamaan di samakan dengan ilmu pengetahuan. Asal saja manusia mengetahui apa yang baik baginya, pasti ia akan berbuat sesuai dengan pengetahuan itu, sehingga sokrates menyimpulkan bahwa keutamaan dapat diajarkan sebagaimana halnya juga dengan pengetahuan lain. Akan tetapi Aristoteles menolak anggapan itu ia mengatakan bahwa keutamaan itu tidak dapat di ajarkan.
Kautamaan dibagi menjadi dua bagian :
1. keutamaan moral
2. keutamaan intelektual
 Kehidupan ideal
Bagi plato tidak ada kehidupan paling luhur dari ada seorang filisuf. Aristoteles menolak adanya ide-ide, tetapi ia juga mengakui bahwa theoria (memandang kebenaran) adalah aktivitas manusia yang tertinggi. Jadi hidup yang paling bahagia adalah sebagia filusuf.


2. Negara

a. Tujuan Negara
Aristoteles setuju dengan sokrates dan plato dalam menolak pendirian kaum Sopis bahwa negara itu berdasarkan adat kebiasaan dan bukan kodrat. Buat Aristoteles negara tidak berasal dari suatu inisiatif dari pihak manusia, tetapi menurut kodratnya manusia hidup dalam negara (mahluk yang hidup dalam polis). Adapun tujuan dari negara menurutnya ialah bahwa dengan adanya negara memungkinkan hidup dengan baik. Karena negara itu adalah swasembada.
b. Rumah Tangga
Karena negara terdiri dari banyak rumah tangga, Aristoteles harus juga mencurahkan perhatiannya kepada cara hidup ini. Ia mengkritik pendapat plato dalam politea bahwa penjaga tidak boleh hidup berkeluarga. Menurut Aristoteles, uang tidak boleh untuk menghasilkan bunga.tiap-tiap benda harus berfngsi sesuai dengan fungsinya dan tujuannya.

c. Susunan Negara yang paling baik
Suatu negara boleh disebut baik jika diarahkan kepada kepentingan umum, sedangkan bentuk negara yang diarahkan kepada kepentingan si penguasa saja harus disebut buruk. Ketiga bentuk negara yang baik adalah monarki, aristrokrasi, dan “politea”. Ketiga bentuk buruk yang sepadan dengannya masing-masing adalah tirani, oligarki, dan deokrasi.

Tidak ada komentar: