Senin, 28 Juli 2008

TOKOH SKOLASTIK DAN PENDAPATNYA

 TOKOH SKOLASTIK DAN PENDAPATNYA
THOMAS AQUINAS
Thomas Aquinas merupakan filsuf terbesar pada abad pertengahan di Eropa. Pikirannya sampai sekarang masih sangat berpengaruh. Thomas Aquinas berhasil mempersatukan ajaran-ajaran Augustinus yang sampai saat ini menentukan pemikiran di Eropa dengan filasafat Aristoteles dan dengan demikian memberikan impuls-impuls baru bagi kehidupan intelektual di Barat. Sejak itu filasafat mulai berkembang sebagai ilmu tersendiri.
Selama hampir seribu tahun pemikiran Kristiani di Eropa Barat memang amat dipengaruhi oleh sosok raksasa Santo Augustinus. Augustinus sendiri dekat dengan tradisi Neoplatonisme. Adapun Aristoteles semula kurang dikenal di Eropa Kristiani. Itu berubah karena Ibnu Sina dan lebih-lebih Ibnu Rushd dua filsuf besar Islam, serta Maimonides, filsuf Yahudi paling termasur diabad pertengahan yang tinggal di Kairo. Mereka memperkenalkan karya-karya Aristoteles ke Eropa. Masuknya Aristoteles menimbulkan perdebatan. Pemikirannya yang tanpa dimensi transenden, duniawi, analitis, dan bertolak belakang dari pengalaman indrawi terasa jauh kedalaman metafisik dan kehangatan teologis gaya berfilsafat Plato. Diperdebatkan apakah filasafat Aristoteles dapat disesuaikan dengan ajaran Kristiani. Orang pertama yang berhasil menunjukkan kepada pentingnya dan kedalaman pemikiran Aristotelas adalah Albertus Agung (1993-1280), seorang anggota terekat Santo Dominicus. Albertus juga berhasil menjelaskan dimana interpretasi Aristoteles oleh Ibnu Rushd berdasarkan salah pengertian terhadap teks asli Aristoteles.


JOHANES SCOTUS ERIUGENA
Johanes Scotus Eriugena (± 810-870) dari Irlandia adalah seorang yang ajaib sekali. Ia menguasai bahasa Yunani dengan amat baik pada suatu zaman orang banyak hampir tidak mengenal bahasa itu. Juga ia berhasil menyusun suatu sistem filsafat yang teratur secara mendalam pada suatu zaman ketika orang masih berfikir hanya dengan mengumpulkan pendapat orang lain saja.
Pemikiran filsafatnya berdasarkan kristiani. Oleh karena itu segala penelitian dimulai dari iman, sedangkan wahyu ilahi dipandang sebagai sumber bahan-bahan filsafatnya. Menurut dia, akal bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari bahan-bahan filsafat yang digalinya dari wahyu ilahi itu.
Pangkal pemikiran metafisis Johanes adalah demikian: makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu. Yang paling bersifat umum itulah yang paling nyata. Oleh karena itu zat yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi.zat yang demikian itu adalah alam semesta. Alam adalah keseluruhan realitas. Oleh karena itu hakikat alam adalah satu, esa. Tetapi didalam alam yang esa itu dibedakan 4 bentuk, yaitu:
o Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan. Alam semesta secara sempurna ini adalah Allah, satu-satunya realitas adalah hakikat segala sesuatu, yang jauh melebihi segala penentuan, bahkan mengatasi segala ”yang ada”.
Dengan demikian maka satu-satunya realitas yang ada tidak dapat dikenal dengan akal. Jadi segala pengetahuan manusia tentang realitas yang satu itu tentu berdasarkan wahyu.
o Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri diciptakan. Ini adalah teofani yang pertama, yaitu dunia idea, yang adalah pola dasar segala sesuatu.
o Alam yang diciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan. Ini adalah teopani kedua, yaitu perealisasian segala sesuatu didalam dunia yang tampak ini.
o Alam tidak menciptakan dan tidak diciptakan. Inilah Allah sebagai bentuk alam yang keempat.

ANSELMUS
Anselmus dari Canterbury (1033-1109) dilahirkan di Aosta, Piemont, yang kemudian menjadi uskup di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya ditulis pada abad ke-11, akan tetapi karya-karyanya itu besar sekali pengaruhnya atas pemikiran Skolastik, maka tiada keberatan untuk membicarakan tokoh ini sebagai termasuk tokoh abad ke-12.
Pemikiran dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akallah yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang harus percaya dahulu supaya dapat mendapatkan pengertian yang benar akan kebenaran.
Menurut Anselmus, pengertian-pengertian umum atau universalia bukan hanya sebutan saja, akan tetapi juga memiliki realitas. Universalia benar-benar ada kenyataannya, bebas daripada segala hal yang individual, yaitu berada sebagai idea-idea di dalam Allah.
Baik pandangan tentang pemikiran akali, maupun pandangannya tentang universelia itu dikaitkan dengan pandangan tentang bukti-bukti tentang adanya Allah.

PETRUS ABAELARDUS
Petrus Abaelardus (1079-1142) dilahirkan di Le Pallet (dekat Nantes), di Perancis. Pandangannya tajam sekali, akan tetapi karena kekerasan wataknya sering ia bentrokan dengan para ahli pikir lainnya dan dengan para pejabat gerejani. Jasa-jasanya terletak dalam pembaharuan metode pemikiran dan dalam memikirkan lebih lanjut persoalan-persoalan dialektis yang aktual.
Metode yang dipakai adalah rasionalistis, yang menundukan iman kepada akal. Iman harus mau diawasi akal. Yang wajib dipercaya ialah apa yang telah disetujui akal dan telah diterima olehnya.
Di bidang Etika Abaelardus merintis pemikiran baru. Ia adalah orang pertama yang ingin menysun Etika, bukan berdasarkan wibawa wahyu, tetapi tanpa meninggalkan moral Kristiani. Ia yakin bahwa moral Kristiani berada segaris denagn apa yang dapat dibangun oleh suatu moral yang murni bersifat kodrati.


RENAISSANCE
Budaya pada zaman Renaissance (sekitar tahun 1400 - 1600). Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti lahir kembali (rebirth) (re - kembali, dan nascere-dilahirkan). Mengapa disebut lahir kembali ? Karena pada zaman tersebut banyak orang yang mulai mempelajari kembali warisan pengetahuan dan kebudayaan kuno yang dimiliki nenek moyang mereka, yakni Yunani dan Romawi. Semangat zaman ini sangat berbeda dengan semangat zaman Medieval Age sebelumnya yang sangat menekankan spiritualitas yang tansenden.
Ciri khas karakteristik zaman renaissance adalah semangat humanisme. Humanisme bukan dalam arti filosofi humanisme, melainkan metoda belajar.. Para humanis mempelajari kembali pengetahuan dan budaya kuno dan mengkritisinya dengan argumen logis dan bukti, bukan hanya sekadar mebahas isi tulisan A bertentangan dengan tulisan B, seperti yang dilakukan di zaman Medeival sebelumnya. “The genius of man… the unique and extraordinary ability of human mind”… Mengembalikan manusia ke nilai semula yang memiliki dignity, itulah semangat zaman Renaissance.
LEONARDO DA VINCI
Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.
Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci.
Pada tahun 1476 tertuduh dengan kasus homoseksual dengan seorang model laki-laki berusia belasan tahun yang bernama Jacopo Saltarelli. Sehingga beberapa tahun itu Leonardo selalu berada di bawah pengawasan yang berwenang [1].
Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.
Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.
Setelah wafatnya, sangat kuat ditengarai bahwa beliau pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat. Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'. Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan sundal diperistri oleh Yesus.
MACHIAVELLI
Filosof politik Italia, Niccolo Machiavelli, termasyhur karena nasihatnya yang blak-blakan bahwa seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan penggunaan kekejaman penggunaan kekuatan.
Dikutuk banyak orang selaku bajingan tak bennoral, dipuja oleh lainnya selaku realis tulen yang berani memaparkan keadaan dunia apa adanya, Machiavelli salah satu dari sedikit penulis yang hasil karyanya begitu dekat dengan studi baik filosof maupun politikus.
Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia. Ayahnya, seorang ahli hukum, tergolong anggota famili terkemuka, tetapi tidak begitu berada.
Selama masa hidup Machiavelli --pada saat puncak-puncaknya Renaissance Italia-- Italia terbagi-bagi dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negeri yang bersatu seperti Perancis, Spanyol atau Inggris. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa dalam masanya Italia lemah secara militer padahal brilian di segi kultur.
Di kala Machiavelli muda, Florence diperintah oleh penguasa Medici yang masyhur, Lorenzo yang terpuji. Tetapi Lorenzo meninggal dunia tahun 1492, dan beberapa tahun kemudian penguasa Medici diusir dari Florence; Florence menjadi republik (Republik Florentine) dan tahun 1498, Machiavelli yang berumur dua puluh sembilan tahun peroleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam pelbagai missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman, dan di dalam negeri Italia.
Tahun 1512, Republik Florentine digulingkan dan penguasa Medici kembali pegang tampuk kekuasaan, Machiavelli dipecat dari posisinya, dan di tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medici. Dia disiksa tetapi tetap bertahan menyatakan tidak bersalah dan akhirnya dibebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu dia pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan kecil di San Casciano tidak jauh dari Florence.
Selama empat belas tahun sesudah itu, dia menulis beberapa buku, dua diantaranya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya lainnya adalah The art of war (seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola (suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi, karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari semua tulisan filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia tahun 1527 pada umur lima puluh delapan.
The Prince dapat dianggap nasihat praktek terpenting buat seorang kepada negara. Pikiran dasar buku ini adalah, untuk suatu keberhasilan, seorang Pangeran harus mengabaikan pertimbangan moral sepenuhnya dan mengandalkan segala, sesuatunya atas kekuatan dan kelicikan. Machiavelli menekankan di atas segala-galanya yang terpenting adalah suatu negara mesti dipersenjatai dengan baik. Dia berpendapat, hanya dengan tentara yang diwajibkan dari warga negara itu sendiri yang bisa dipercaya; negara yang bergantung pada tentara bayaran atau tentara dari negeri lain adalah lemah dan berbahaya.
Machiavelli menasihatkan sang Pangeran agar dapat dukungan penduduk, karena kalau tidak, dia tidak punya sumber menghadapi kesulitan. Tentu, Machiavelli maklum bahwa kadangkala seorang penguasa baru, untuk memperkokoh kekuasaannya, harus berbuat sesuatu untuk mengamankan kekuasaannya, terpaksa berbuat yang tidak menyenangkan warganya. Dia usul, meski begitu untuk merebut sesuatu negara, si penakluk mesti mengatur langkah kekejaman sekaligus sehingga tidak perlu mereka alami tiap hari kelonggaran harus diberikan sedikit demi sedikit sehingga mereka bisa merasa senang."
Untuk mencapai sukses, seorang Pangeran harus dikelilingi dengan menteri-menteri yang mampu dan setia: Machiavelli memperingatkan Pangeran agar menjauhkan diri dari penjilat dan minta pendapat apa yang layak dilakukan.
Dalam bab 17 buku The Prince , Machiavelli memperbincangkan apakah seorang Pangeran itu lebih baik dibenci atau dicintai.
Tulis Machiavelli: "... Jawabnya ialah orang selayaknya bisa ditakuti dan dicintai sekaligus. Tetapi ... lebih aman ditakuti daripada dicintai, apabila kita harus pilih salah satu. Sebabnya, cinta itu diikat oleh kewajiban yang membuat seseorang mementingkan dirinya sendiri, dan ikatan itu akan putus apabila berhadapan dengan kepentingannya. Tetapi ... takut didorong oleh kecemasan kena hukuman, tidak pernah meleset ..."
Bab 18 yang berjudul "Cara bagaimana seorang Pangeran memegang kepercayaannya." Di sini Machiavelli berkata "... seorang penguasa yang cermat tidak harus memegang kepercayaannya jika pekerjaan itu berlawanan dengan kepentingannya ..." Dia menambahkan, "Karena tidak ada dasar resmi yang menyalahkan seorang Pangeran yang minta maaf karena dia tidak memenuhi janjinya," karena "... manusia itu begitu sederhana dan mudah mematuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukannya saat itu, dan bahwa seorang yang menipu selalu akan menemukan orang yang mengijinkan dirinya ditipu." Sebagai hasil wajar dari pandangan itu, Machiavelli menasihatkan sang Pangeran supaya senantiasa waspada terhadap janji-janji orang lain.
The Prince (Sang Pangeran) sering dijuluki orang "buku petunjuk untuk para diktator." Karier Machiavelli dan pelbagai tulisannya menunjukkan bahwa secara umum dia cenderung kepada bentuk pemerintahan republik ketimbang pemerintahan diktator. Tetapi dia cemas dan khawatir atas lemahnya politik dan militer Italia, dan merindukan seorang Pangeran yang kuat yang mampu mengatur negeri dan menghalau tentara-tentara asing yang merusak dan menista negerinya. Menarik untuk dicatat, meskipun Machiavelli menganjurkan seorang Pangeran agar melakukan tindakan-tindakan kejam dan sinis, dia sendiri seorang idealis dan seorang patriot, dan tidak begitu mampu mempraktekkannya sendiri apa yang dia usulkan.
Sedikit filosof politik yang begitu sengit diganyang seperti dialami Machiavelli. Bertahun-tahun, dia dikutuk seperti layaknya seorang turunan iblis, dan namanya digunakan sebagai sinonim kepalsuan dan kelicikan. (Tak jarang, kutukan paling sengit datang dari mereka yang justru mempraktekkan ajaran Machiavelli, suatu kemunafikan yang mungkin prinsipnya disetujui juga oleh Machiavelli)!
Kritik-kritik yang dilempar ke muka Machiavelli dari dasar alasan moral tidaklah, tentu saja, menunjukkan bahwa dia tidak berpengaruh samasekali. Kritik yang lebih langsung adalah tuduhan keberatan bahwa idenya itu bukan khusus keluar dari kepalanya sendiri. Tidak orisinal! Ini sedikit banyak ada benarnya juga. Machiavelli berulang kali menanyakan bahwa dia tidak mengusulkan sesuatu yang baru melainkan sekedar menunjukkan teknik yang telah pernah dilaksanakan oleh para Pangeran terdahulu dengan penuh sukses. Kenyataan menunjukkan Machiavelli tak henti-hentinya melukiskan usulnya seraya mengambil contoh kehebatan-kehebatan yang pernah terjadi di jaman lampau, atau dari kejadian di Italia yang agak baruan. Cesare Borgia (yang dipuji-puji oleh Machiavelli dalam buku The Prince) tidaklah belajar taktik dari Machiavelli; malah sebaliknya, Machiavelli yang belajar darinya.
Kendati Benito Mussolini adalah satu dari sedikit pemuka politik yang pernah memuji Machiavelli di muka umum, karena itu tak meragukan lagi sejumlah besar tokoh-tokoh politik terkemuka sudah pernah baca The Prince dengan cermat. Konon, Napoleon senantiasa tidur di bantal yang di bawahnya terselip buku The Prince, begitu pula orang bilang dilakukan oleh Hitler dan Stalin. Meski demikian, tidaklah tampak jelas bahwa taktik Machiavelli lebih umum digunakan dalam politik modern ketimbang di masa sebelum The Prince diterbitkan. Ini merupakan alasan utama mengapa Machiavelli tidak ditempatkan lebih tinggi dari tempatnya sekarang di buku ini.
Tetapi, jika efek, pikiran Machiavelli dalam praktek politik tidak begitu jelas, pengaruhnya dalam teori politik tidaklah perlu diperdebatkan. Penulis-penulis sebelumnya seperti Plato dan St. Augustine, telah mengaitkan politik dengan etika dan teologi. Machiavelli memperbincangkan sejarah dan politik sepenuhnya dalam kaitan manusiawi dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan moral. Masalah sentral, dia bilang, adalah bukan bagaimana rakyat harus bertingkah laku; bukannya siapa yang mesti berkuasa, tetapi bagaimana sesungguhnya orang bisa peroleh kekuasaan. Teori politik ini diperbincangkan sekarang dalam cara yang lebih realisitis daripada sebelumnya tanpa mengecilkan arti penting pengaruh Machiavelli. Orang ini secara tepat dapat dianggap salah satu dari pendiri penting pemikir politik modern.


MICHELANGELO
Tak pelak lagi, tokoh terdepan dalam seni visual dalam sejarah adalah budayawan besar masa "Renaissance," Michelangelo. Bukan kepalang briliannya selaku pelukis, pemahat dan arsitek, meninggalkan hasil karya yang mempesona tiap orang yang melihatnya selama lebih dari empat abad. Karyanya secara mendalam mempengaruhi perkembangan seni lukis dan pahat Eropa sesudahnya.
Lahir di Caprese, Itali tahun 1475, kira-kira empat puluh mil dari Florence. Dari kecil bakatnya sudah tampak jelas, dan di umur tiga belas dia magang pada pelukis kenamaan Shirlandaio di Florence. Setahun sesudah itu dia tinggal di istana Medici milik Lorenzo, penguasa Florence yang bertindak selaku pelindungnya. Sepanjang kariernya bakat besar Michelangelo tak diragukan lagi. Dia sering sekali dipercaya baik oleh para Paus maupun tokoh duniawi merancang dan membuat karya seni. Meski dia tinggal di banyak tempat, sebagian terbesarnya dihabiskan di Roma dan Florence. Meninggal dunia di Roma tahun 1564, tak lama sesudah usianya lewat delapan puluh sembilan tahun. Setua itu, tak sekalipun pernah kawin.
Kendati dia tidak segenius Leonardo da Vinci angkatannya yang lebih tua, keserbabisaan dan kebolehan Michelangelo tetap amat mempesona. Dialah satu-satunya seniman, mungkin satu-satunya orang, yang sanggup mencapai puncak prestasi dalam dua bidang yang berbeda satu sama lain. Selaku pelukis dia berada hampir di puncak, baik dari segi kualitas keindahan karyanya maupun pengaruhnya terhadap pelukis-pelukis yang datang belakangan. Fresko besar yang menghiasi dinding atas gereja Sistine di Roma merupakan --tidak bisa tidak-- kreasi seni terbesar sepanjang jaman. Tetapi, Michelangelo sendiri menganggap dirinya pertama-tama seorang pemahat, dan banyak kritikus yang menganggapnya pemahat terbesar yang pernah hidup. Patung "Daud" dan "Musa"-nya --misalnya-- dan "Pieta" yang mashur merupakan hasil karya seni yang tak terlampaui.
Michelangelo juga seorang arsitek besar. Salah satu hasil kerja besarnya di bidang ini adalah rancangan gereja Medici di Florence. Selama beberapa tahun dia juga jadi kepala arsitek gereja St. Peter di Roma.
Micheangelo banyak membikin sajak selama hidupnya, sekitar 300 sajak dapat ditemukan. Soneta-sonetanya dan sajak-sajak lain diterbitkan sesudah matinya. Kesemua sajak-sajaknya itu mencerminkan jelas corak kepribadiannya, dan Michelangelo memang menunjukkan dirinya penyair berbakat.
Seperti halnya saya jelaskan dalam artikel tentang Shakespeare, saya percaya bahwa seni dan para seniman pada umumnya tidaklah begitu banyak pengaruhnya kepada sejarah kemanusiaan dan kehidupan mereka sehari-hari.
Atas dasar itulah Michelangelo --tanpa menyisihkan pengakuan atas kehebatannya selaku seniman genius-- tampil dalam daftar urutan buku ini lebih rendah ketimbang para ilmuwan dan penemu, kendati mereka itu tidak begitu masyhur jika dibandingkan Michelangelo.

Jumat, 25 Juli 2008

पेमिकिरण अरिस्तोतेलेस तेंतंग एटिका दान NEGARA

Pemikiran Aristoteles Tantang Etika dan Negara

1. Etika
Aristoteles menguraikan pendiriannya tentang etika dalam tiga karya :
• Ethica Nicomachea (keutamaan-keutamaan)
• Magna Moralia (karangan besar tentang moral)
• Ethica Eudemia (kita menemui pemikirannya lebih matang dalam bidang etika)
 Kebahagiaan sebagai tujuan
Dalam segala perbuatannya manusia mengejar suatu tujuan. Ia selalu mencari sesuatu yang baik baginya. Tetapi ada banyak macam aktivitas manusia yang terarah pada rupa-rupa tujuan.
 Kebahagiaan menurut isinya
Belum cukuplah, jika kita mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan tertinggi dalam hidup manusia. Ini perli dijelaskan lagi, karena banyak orang menganggap kebahagiaan dengan berbagai cara. Suatu mahluk mendapat kesempurnaannya bukan karena potens begitu saja, melainkan karena potensi sudah mencapai aktualisasinya.
 Ajaran tentang keutamaan
Keutamaan di samakan dengan ilmu pengetahuan. Asal saja manusia mengetahui apa yang baik baginya, pasti ia akan berbuat sesuai dengan pengetahuan itu, sehingga sokrates menyimpulkan bahwa keutamaan dapat diajarkan sebagaimana halnya juga dengan pengetahuan lain. Akan tetapi Aristoteles menolak anggapan itu ia mengatakan bahwa keutamaan itu tidak dapat di ajarkan.
Kautamaan dibagi menjadi dua bagian :
1. keutamaan moral
2. keutamaan intelektual
 Kehidupan ideal
Bagi plato tidak ada kehidupan paling luhur dari ada seorang filisuf. Aristoteles menolak adanya ide-ide, tetapi ia juga mengakui bahwa theoria (memandang kebenaran) adalah aktivitas manusia yang tertinggi. Jadi hidup yang paling bahagia adalah sebagia filusuf.


2. Negara

a. Tujuan Negara
Aristoteles setuju dengan sokrates dan plato dalam menolak pendirian kaum Sopis bahwa negara itu berdasarkan adat kebiasaan dan bukan kodrat. Buat Aristoteles negara tidak berasal dari suatu inisiatif dari pihak manusia, tetapi menurut kodratnya manusia hidup dalam negara (mahluk yang hidup dalam polis). Adapun tujuan dari negara menurutnya ialah bahwa dengan adanya negara memungkinkan hidup dengan baik. Karena negara itu adalah swasembada.
b. Rumah Tangga
Karena negara terdiri dari banyak rumah tangga, Aristoteles harus juga mencurahkan perhatiannya kepada cara hidup ini. Ia mengkritik pendapat plato dalam politea bahwa penjaga tidak boleh hidup berkeluarga. Menurut Aristoteles, uang tidak boleh untuk menghasilkan bunga.tiap-tiap benda harus berfngsi sesuai dengan fungsinya dan tujuannya.

c. Susunan Negara yang paling baik
Suatu negara boleh disebut baik jika diarahkan kepada kepentingan umum, sedangkan bentuk negara yang diarahkan kepada kepentingan si penguasa saja harus disebut buruk. Ketiga bentuk negara yang baik adalah monarki, aristrokrasi, dan “politea”. Ketiga bentuk buruk yang sepadan dengannya masing-masing adalah tirani, oligarki, dan deokrasi.

Pengertian lain dari Philos, Shopos, Philein, Shop

Pengertian lain dari Philos, Shopos, Philein, Shopia

*Philos bearti cinta, Philos biasanya digunakan untuk menunjuk cinta kepada hal-hal yang lebih substansial, pada hal yang abstrak. Seperti cinta kepada ilmu pengetahuan, kebenaran, keadilan, kebijaksanaan, dll. Melihat nuansa, kadar dan kedalaman maknanya, cinta jenis philos lebih tinggi dibandingkan dengan eros. Seseorang yang memiliki cinta philos akan terdorong menghindarkan dirinya dari kehidupan-kehidupan rendah, demi mengejar kehidupan yang penuh nilai-nilai luhur. Pemilik cinta philos, meski tidak selalu harus demikian, kebanyakan hidup secara asketis, menghindari jeratan kenikmatan duniawi dan hingar bingar kehidupan dunia. Mereka bersikap sangat kritis terhadap dunia, karena dalam persepsi mereka, kehidupan duniawi penuh dengan jeratan tipu daya. Mereka sadar benar bahwa kehidupan dunia yang singkat ini mampu memberikan kenikmatan, namun benar-benar mewaspadai kehidupan itu, karena setiap kenikmatan yang kita reguk itu senantiasa satu paket dengan ketidaknikmatan di dalamnya.

Dari setiap kebahagiaan, kenyamanan, dan kemurahan hidup, senantiasa disertai dengan ketidakbahagiaan, ketidaknyamanan, dan ketidakmurahan hidup. Coba saja anda renungkan dalam-dalam: ketika anda berbunga-bunga karena mabuk cinta, tanyakan benar pada batin anda, adakah di dalamnya hanya melulu perasaan bahagia, atau ada juga penderitaan menyertainya. Seperti sensasi saja, cinta itu nikmat, membahagiakan, sehingga dan ini tidak mengejutkan membuat kita mampu bertindak anomali: sanggup bertahan terhadap siksaan karenanya. Nikmat mengendarai mobil mewah, akan selalu diiringi dengan ketidaknikmatan karena kita harus menyediakan dana besar untuk membayar pajak, bensin, berbagai perawatan, dll. Nikmat memiliki harta benda yang melimpah, akan selalu disertai dengan perasaan was-was kalau-kalau kita menjadi sasaran maling atau perampok, atau merasa khawatir kalau tiba-tiba harta benda itu musnah terbakar. Begitu seterusnya.

Yang dipentingkan oleh pecinta philos adalah kebahagiaan, kenyamanan, dan kemurahan hidup yang lebih bersifat abadi, yang lebih lengkap dan yang lebih utuh. Didorong kesadaran itu, para pemilik cinta philos tidak pernah berpaling dari kenikmatan dan kebahagiaan yang muncul pada saat mereka berkelana mencari kebenaran ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan hidup. Ilmu pengetahuan dan kebenaran mereka pandang lebih menjanjikan kenikmatan tanpa siksa dan kebahagiaan tanpa lara yang lebih tinggi, daripada kebahagiaan dan kenikmatan yang bersumber pada hal-hal yang bersifat fisik.

Pengartian cinta dari kata agape jauh lebih dalam makna dan nuansanya disandingkan cinta philos, dan sangat bertolak belakang dengan cinta eros. Makna cinta yang muncul dari kata agape adalah cinta pada hal-hal bersifat ruhaniyah. Pemilik cinta ini rela memberi meskipun tanpa menerima balasan. Cinta suci sang perempuan sufi, Rabi’ah Adawiyah, dan cinta hakiki yang dimiliki Abu Nuwas (yang populer pada telinga kita dengan Abu Nawas yang kocak dan jenaka) adalah contoh yang baik dari jenis cinta ini, di mana keduanya memberikan sepenuhnya cinta yang dimilikinya tidak demi kepentingan lain, kecuali semata-mata mengharap ridla Allah SWT. Mereka memiliki cinta agape, karena yang mereka harapkan adalah hati dan perkenan Tuhan. Mereka telah dengan sadar meninggalkan perlunya kebahagiaan dan kenikmatan yang lahir dari ilmu pengetahuan dan kebenaran, tetapi sudah langsung ingin bercengkerama dengan Sang Maha Kebenaran itu sendiri.

Mereka tidak lagi bersusah payah mencari kebijaksanaan dengan cara memeras logika dan nalar, namun dengan cara menelusuri jalan untuk dapat langsung bertemu dengan Sang Maha Bijak. Dalam hati mereka yang memiliki cinta agape ini, dalam hatinya tidak ada lain kecuali hanya perasaan rindu dendam untuk sesegera bertemu dengan Sang Kekasih. Hatinya tulus dan ikhlas, jika jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai Tuhan itu harus tidak mengenakkan secara fisik.

*Shopos dalam arti wisdom orang arab menurut Harun secara etimologi ialah:

1. pengetahuan tentang hikmah

2. pengetahuan tentang prinsip atau dasar

3. mencari kebenaran

4. mencari dasar dari apa yang dibahas

kata shopos juga diartikan sebagai intelegensi, kebijaksanaan, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman.

* Philein diartikan dalam bahasa yunanai adalah cinta, menurut Harun Nasution adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas ( tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama ) dan dengan sedalam-dalamnya sampai pada dasar persoalan.

* Shopia artinya cinta kebijkasanaan. Yakni orang yang cinta pada kebijaksanaan dan ilmu pengetehuan atau kebenaran. Dengan demikian Shopia adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa filsafat secara etimologi memiliki dua pengertian yang berberda.

1. istilah filsafat dilihat dari kata philein dan sophos, maka ia berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (fisafat sebagai kata sifat).

2. istilah filsafat dilihat dari kata philos dan sophia, maka a berarti teman kebijaksanaan (filsafat sebagai kata benda).

Manfaat flsafat dalam akademis

Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai sebagia dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal berikut :

1. Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan. Sedangkan manfaat yang non akademis dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun beberapa pendapat manfaat dari mempelajari pilsafat

· Toni Koswara ( kelas karyawan manajemen )

Manfaat dari mempelajari filsafat adalah kita akan tahu tujuan dari setiap kegiatan, tujuan atau maksud sesuatu duciptakan.

· Cicih Nuryaningsih ( kls karyawan /manajemen )

Manfaat mempelajari filsafat kita dapat mengerti dan memahami apa yang akan dilakukan dari mulai sikap, metode berpikir, subtansi masalah serta sistem berpikir, juga dapat menjelaskan apa tentang apa.

· Nenden Rosmawati ( mahasiswa UIN jakarta )

Manfaat mempelajari filsafat setelah dikaji dan dimengerti dengan berjalannya kehidupan, sehingga kita sangat mudah dimengerti sedikit demi sedikit akan arti makna hidup kita didunia ini, dan kita juga mudah untuk mendapatkan jawaban dari berbagai macam persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau dijawab, sehingga dengan berfilsafat kita mempunyai sandaran / pijakan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan kita mauoun sosial.

5 orang filusuf terkemuka yunani dan buah pikirannya.

1. Plato

Plato dididik oleh seorang politikus yang terkemuka dikalangan perikles. Adapun buah pikiran yang dhasilkan oleh Plato ialah :

· Mulai menelaah masyarakat secara sistematis

· Merumuskan suatu bentuk teori tentang negara yanng dicita-citakan melalui pengamatan yang kritis terhadap sistem-sistem sosial

· Masyarakat merupakan refleksi dari manusia sebagai individu

· Ada tiga unsur ndividu yang terdapat pada diri manusia : nafsu, semangat (motifasi ), intelegensi ( kemampuan berfikir )

Plato merumuskan teori tentang masyarakat yang mencakup kehidupan ekonomi dan sosial, kemudian masyarakat bedinamika karena adanya sistem hukum yang diidentikan dengan moral = keadilan.

2. Aristoteles

Dalam dunia filsafat Aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional, karena nantinya berkembang apa yang disebut dengan logika modern, dan logika Aristoteles juga disebut logika formal.

Akan tetapi Istilah logika yang pertama kali muncul pada abad pertama masehi oleh Cicero yang diartikan sebagai seni berdebat, tidak dipakai oleh Aristoteles, ia lebih memakai istilah analitika, karena berpikir harus dilakuakan dengan bertitik tolak pada pengertin-pengertian suatu benda. Maka tiap-tiap ilmu adalah suatu penggambaran kenyataan. Ada 11 keutamaan yang dikemukakan oleh Aristoteles yakni :

  1. Keberanian
  2. Penguasaan diri
  3. Kemurahan hati
  4. Kebesaran hati
  5. Budi luhur
  6. Harga diri
  7. Sikap lemah lembut
  8. Kejujuran
  9. Keberadaban
  10. Keadillan
  11. Persahabatan

Sebanarnya ia mengikutiteori organis plato namun dia lebih melihat masyarakat secara politis. ia menganalisa lembaga-lembaga politik dalam masyrakat dan memberikan arti yang luas.

3. Thales

Filosop pertama yang mengkaji tentang asal usul tentang alam adalah thales (624-546), thales digelari sebagai bapak filsafat karena dialah yang pertama kali berfilsafat. Dan mempertanyakan apa sebanarnya asal usul alam semesta ini?, Ia sendiri menjawab asal usulnya adalah Air. Thales mengambil air sebagai alam semesta berangkali karena ia melihat sebagai suatu yang sangat amat diperlukan dalam kehidupan dan menurut padanya bumi ini terapung di atas air.

Thales juga aktif dalam bidang poltik, karena ia memberi advis pada kedua belas kota lonia supaya bersatu dalam semacam negara serikat yang erpusat di Teoos. Thales bertindak sebagai penasihat tekhnis dalam tentara raja Kroisos dari Lidiya.

4. Anaximenes

Menurut Anaximenes, prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah Udara. Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja, yang di pupuk denga bernafas. Karena Anaximenes adalah pemikir pertama yang mengungkapkan antara persamaan tubuh manusiawi dan jagat raya yang merupakan makrokosmos (dunia besar). Udara melahirkan semua dalam alam semesta karena suatu proses “pemadatan dan pengenceran” jika udara semakin bertambah kepadatannya, maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirya batu. Dan sebaliknya jika udara itu menjadi lebih encer, maka yang timbul adalah api.

Jadi dia berpendapat bahwa bumi melayang diatas udara. Demikian pula matahari, bulan, dan bintang-bintang akana sehelai daun. Badan-badan jagat raya ini tidak terbenam di bawah bumi. Tapi mengelilingi bumi yang datar.

5. Heraklitos

Heraklitos mengagap bahwa alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita harus menydari bahwa kosmos tu dinamis.

Itu sebabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yatu api. Api adalah unsur yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es, artinya api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.

Senin, 14 Juli 2008

Abraham maslow
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:


Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan untuk dihargai
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
Kebutuhan fisiologis / dasar
Hirarki Kebutuhan Maslow

maselow

Jadi menurut saya manusia tidak hanya membutuhkan sandang pangan dan papan akan tetapi mempunyai lebih banyak kebutuhan, lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Sigmund Freud

Mekanisme pertahanan ego

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari

Dalam aliran psikoanalisis dari Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra-diri. Orang yang sehat biasa menggunakan berbagai mekanisme pertahanan selama hidupnya. Mekanisme tersebut menjadi patologis bila penggunaannya secara terus menerus membuat seseorang berperilaku maladaptif sehingga kesehatan fisik dan/atau mental orang itu turut terpengaruhi. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk melindungi pikiran/diri/ego dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat "mengungsi" dari situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.

Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego sebagai salah satu bagian dalam struktur kepribadian menurut psikoanalisis Freud selain id, dan super ego. Mekanisme tersebut diperlukan saat impuls-impuls dari id mengalami konflik satu sama lain, atau impuls itu mengalami konflik dengan nilai dan kepercayaan dalam super ego, atau bila ada ancaman dari luar yang dihadapi ego.

Faktor penyebab perlunya dilakukan mekanisme pertahanan adalah kecemasan. Bila kecemasan sudah membuat seseorang merasa sangat terganggu, maka ego perlu menerapkan mekanisme pertahanan untuk melindungi individu. Rasa bersalah dan malu sering menyertai perasaan cemas. Kecemasan dirasakan sebagai peningkatan ketegangan fisik dan mental. Perasaan demikian akan terdorong untuk bertindak defensif terhadap apa yang dianggap membahayakannya. Penggunaan mekanisme pertahanan dilakukan dengan membelokan impuls id ke dalam bentuk yang bisa diterima, atau dengan tanpa disadari menghambat impuls tersebut.

FILSAFAT UMUM

Dalam teori kepribadian yang dikemukakan Sigmund Freud, sistem kepribadian terdiri dari tiga; id, ego dan super ego. Ego merupakan sistem yang berfungsi untuk menyalurkan dorongan naluri (id) ke keadaan yang nyata[1]. Dengan kata lain, ego merupakan ekspresi diri dihadapan realitas. Sifat dimana seseorang melihat dan mementingkan dirinya secara berlebihan daripada realitas di hadapannya disebut dengan egois. Namun definisi yang lainnya -dalam kaitannya dengan topik kita- adalah sebagaimana yang dikemukakan Muthahari, bahwa ego artinya mengakui adanya pembatasan atau penyempitan[2]. Manusia mengakui adanya batasan, dan ia selalu menghendaki apa yang ada di luar batasan dikorbankan untuk apa yang ada di dalam batasan.

Para ahli psikologi mengakui bahwa ego merupakan salah satu karakter dasar manusia. Menyalurkan kebutuhan individualnya terhadap objek di luar dirinya merupakan ekspresi dari keberadaannya. Bahkan kemudian sebagian filosof mengembangkannya menjadi aliran filsafat tersendiri. Mereka percaya bahwa segala perbuatan manusia hanya bertujuan untuk kepentingan individualnya sendiri. Tidak mungkin manusia melakukan suatu perbuatan untuk orang lain. Faham ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan faham materialisme yang mengatakan bahwa manusia berasal dari materi dan bertujuan hanya untuk materi. Bertrand Russel, filosof penganut faham ini, bahkan mengatakan bahwa sistem etika yang disepakati masyarakat sebenarnya merupakan pertahanan diri untuk menjaga kepentingan individualnya dari benturan antar ego; “Bila saya mencuri dari tetangga saya, maka tetangga itu pun bisa melakukan hal yang sama terhadapku, oleh karena itu maka saya harus baik dengan mereka”. Tetapi bagi pihak yang merasa mampu untuk melindungi dirinya dari reaksi, mereka akan mengejar kepentingannya dengan mengorbankan pihak lain. Faham ini sejalan dengan analisa Darwin, Survival for the fittest, hanya yang kuat yang berhak untuk hidup.

Ego, menurut Muthahari, sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis[3]; Sebagian orang sangat angkuh dan egois, mereka adalah orang yang menggambar dirinya sebagai pusat dan menempatkan orang lain di luar batas lingkarannya.

Kedua, ego keluarga dan kelompok, lingkaran yang dibuat oleh manusia jenis ini telah lebih luas lagi yang melibatkan anak, istri, saudara-saudara dan anggota kelompoknya. Ia boleh berbuat baik, tetapi hanya dalam batas lingkungan keluarga dan kelompoknya, tetapi prinsipnya tetap sama, bahwa apa yang ada di luar batas lingkungannya kalau perlu dikorbankan untuk merebut kepentingannya. Contoh yang mudah dilihat dari kelompok yang mempraktekan jenis ego ini adalah Amerika, Prancis, Inggris dan bangsa-bangsa besar lainnya. Slogan HAM, Perdamaian, Kemanusiaan yang mereka teriakan adalah slogan yang mereka injak sendiri di Vietnam, Timur Tengah, Irak, dan bangsa-bangsa lemah lainnya demi menjaga dan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Membiarkan ego tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang mengatur kehidupan sebagaimana rekomendasi Russel maupun Nietsze tentu sangat membahayakan kehidupan beragama bahkan kehidupan masyarakat itu sendiri. Berbeda dengan mereka, dalam Hindu dan Budha, ego mesti ditekan dan kalau bisa dihilangkan. Namun dalam Islam, keberadaan ego tetap diakui, namun dijaga dan diatur sehingga tidak berkembang menjadi Illah bagi manusia. Seorang Muslim harus sadar dengan keberadaan dirinya di tengah realitas. Namun keberadaanya hanya ada karena Allah yang menciptakan dirinya. Di hadapan Allah, ia adalah makhluk hina yang senantiasa menyungkurkan muka ke tanah sebagai bukti kerendahan dan pengabdian. Ia adalah makhluk yang dibuat dari setetes air hina…bukanlah apa-apa, tidak ada yang dimilikinya selain kelemahan dan ketidakmampuan.

Manusia memang diciptakan lebih mulia dari makhluk lainnya sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, namun itu dimaksudkan untuk menolak alasan mempertuhankan makhluk lainnya. Sehingga dapat dibayangkan betapa jahilnya orang yang mepertuhankan batu, pohon, matahari, uang dan segala makhluk lainnya, karena sebenarnya manusia jauh lebih mulia dari itu semua. Di tengah sesamanya, semua manusia sederajat, tidak ada sedikitpun kelebihan satu sama lain kecuali karena ketakwaannya kepada Allah. Pemuliaan dan penghormatan diri dalam konteks ketakwaan adalah menjaga diri dari perbuatan hina yang merendahkan derajat kemanusiaanya. Ali bin Abi Thalib juga mengatakan, “Seorang yang memahami dan merasakan kemuliaan dirinya akan menilai syahwat tidak berharga di hadapannya”.

Bila manusia harus mempunyai alasan untuk setiap aktivitasnya, maka perbuatan dan tindakan untuk pemenuhan kebutuhan dirinya sendiri juga adalah fitrah bagi manusia. Dalam Islam, aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya dilakukan dalam kerangka ketaatan kepadaNya. Ia harus meyakini bahwa dirinya akan menghadapi Hari Pengadilan kelak. Manusia telah diberi panduan oleh Tuhannya untuk membedakan perbuatan mana yang harus, boleh, dan tidak boleh dilakukannya beserta konsekwensinya masing-masing. Dengan begitu, ia akan menyadari dan bertanggung jawab sepenuhnya atas segala tindakan yang dilakukannya.

Keberadaan ego dalam kehidupan seorang Muslim benar-benar harus diperhatikan dan diawasi. Seringkali seorang Muslim memenangkan pertempurannya dengan Syaithan yang membisiki perbuatan mungkar atau mempertuhankan makhluk lainnya. Namun ia kalah atas dirinya sendiri, sebagaimana yang dikatakan Rumi, berhala yang paling besar adalah berhala dirinya sendiri. Ego yang berkembang menjadi hijab yang menghalangi dia dengan Tuhannya akan menyebabkan seorang tidak akan mampu untuk memberikan pengabdian sepenuhnya apalagi tenggelam dalam kecintaan kepadaNya.

Ego yang berkembang tak terkendali akan menyebabkan berbagai penyakit hati. Bahkan boleh dikatakan bahwa ego adalah nenek moyang segala penyakit tersebut. Dari melihat dan menilai diri secara berlebihan, timbulah sifat ujub (membagakan diri) dan kibir (sombong). Merasa lebih dari yang lain; merasa lebih benar, lebih kaya, lebih pintar, lebih baik, lebih berkuasa dan segala kelebihan lainnya. Seorang yang membanggakan dirinya membuat ia menjadi sombong. Dan bila penyakit ini telah bercokol di hati, menerima nasihat orang lain akan dianggap sebagai merendahkan kredibilitasnya, dan untuk mengangkat dirinya ia harus merendahkan orang lain, sebagaimana sabda Rosulullah, “Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia..” (H.R. Muslim). Dari usaha merendahkan orang lain, maka timbul sifat iri dan dengki. Untuk itu, maka seorang Muslim hendaknya tawadu dalam bergaul. Sifat tawadu merupakan obat penyakit hati tersebut. Namun harus diingat bahwa obat ini pun jangan sampai tercemar penyakit membahayakan ini. Syaikh Ahmad Atailah mengatakan bahwa tempat tawadu adalah hati, merasa diri tawadu merupakan sifat ujub apalagi bila dipamerkan di hadapan makhluk, maka timbulah penyakit komplikasi lain; riya[4].

Islam sebagai sebuah way of life tentu tidak lepas peranannya di dalam kelompok sosial. Kaum Muslimin sebagai sebuah masyarakat Islam juga harus menyadari dan mengekspresikan eksistensi mereka di tengah-tengah kaum lainnya. Pada masa Rosulullah, Nabi SAW dan para sahabatnya membedakan dirinya dari Ahlul Kitab dan Musyrikin dengan memberikan ciri-ciri yang khas seperti memelihara janggut dan mencukur kumis. Pembedaan ini mempunyai maksud sebagai syiar[5]. Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an bahwa umat Muslimin adalah umat yang terbaik, namun kemuliaan mereka adalah karena keimanan dan amar ma’ruf nahi munkar yang mereka lakukan[6], bukan semata-mata pemberian Tuhan dan menganggap umat lain sebagai budak seperti yang selama ini diyakini Yahudi. Islam mengajarkan umatnya untuk berlaku adil terhadap non Muslim. Islam adalah rahmatan lil aalamin, bukan rahmat yang diperuntukan bagi pengikutnya saja, melainkan rahmat bagi semesta alam. Bila ego adalah pembatasan bagi individu, keluarga atau kelompok sendiri, maka dalam Islam batas tersebut diperluas hingga bagi semesta alam.

Namun, Kemuliaan diri (izzah) harus tetap harus dimiliki kaum Muslimin. Allah berfirman, Kemuliaan hanyalah milik Allah, RasulNya dan orang beriman. Orang Mukmin harus selalu memperhatikan kemuliaaannya dengan selalu menjaga tetap berjalan di atas garis yang telah ditetapkan Allah dan RosulNya. Bahkan walau untuk itu ia harus merelakan hidupnya. Karena mati dengan terhormat lebih baik daripada hidup menjadi hamba orang lain. Allah berfirman, Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S. Ali Imran:130).

Wallahu a’lam

Selasa, 27 Mei 2008

I. FILOSOFIS PENDIDIKAN

1. PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Ciri-ciri berfikir filosfi :

1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.

2. Berfikir secara sistematis.

3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan

4. Menyeluruh.

Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :

1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika

2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.

3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.

2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.

3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.

4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :

1. Sebagai dasar dalam bertindak.

2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.

3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.

4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

2. FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Beberapa aliran filsafat pendidikan;

1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.

2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan

3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.

Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

3. ESENSIALISME DAN PERENIALISME

Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.

Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.

Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.

Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.

Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:

1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)

2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)

3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)

Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.

4. PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.

Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.

Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai – nilai atau prinsip – prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.


PANDANGAN MENGENAI KENYATAAN
Perenialisme berpendapat bahwa apa yang dibutuhkan manusia terutama ialah jaminan bahwa “reality is universal that is every where and at every moment the same “ (2:299) “ realita itu bersifat universal bahwa realita itu ada di mana saja dan sama di setiap waktu.” Dengan keputusan yang bersifat ontologism kita akan sampai pada pengertian – pengerian hakikat. Ontologi perenialisme berisikan pengertian : benda individual, esensi, aksiden dan substansi.
• Benda individual adalah benda yang sebagaimana nampak di hadapan manusia yang dapat ditangkap oleh indera kita seperti batu, kayu,dll
• Esensi dari sesuatu adalah suatu kualitas tertentu yang menjadikan benda itu lebih baik intrinsic daripada halnya, misalnya manusia ditinjau dari esensinya adalah berpikir
• Aksiden adalah keadaan khusus yang dapat berubah – ubah dan sifatnya kurang penting dibandingkan dengan esensialnya, misalnya orang suka barang – barang antic
• Substansi adalah suatu kesatuan dari tiap –tiap hal individu dari yang khas dan yang universal, yang material dan yang spiritual.
Menurut Plato, perjalanan suatu benda dalam fisika menerangkan ada 4 kausa.
• Kausa materialis yaitu bahan yang menjadi susunan sesuatu benda misalnya telor, tepung dan gula untuk roti
• Kausa formalis yaitu sesuatu dipandang dari formnya, bentuknya atau modelnya, misalnya bulat, gepeng, dll
• Kausa efisien yaitu gerakan yang digunakan dalam pembuatan sesuatu cepat, lambat atau tergesa – tergesa,dll
• Kausa finalis adalah tujuan atau akhir dari sesuatu. Katakanlah tujuan pembuatan sebuah patung.

PANDANGAN MENGENAI NILAI
Perenialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan. Secara teologis, manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi, yaitu nilai yang merupakan suatu kesatuan dengan Tuhan. Untuk dapat sampai kesana manusia harus berusaha dengan bantuan akal rationya yang berarti mengandung nilai kepraktisan.
Menurut Aristoteles, kebajikan dapat dibedakan: yaitu yang moral dan yang intelektual. Kebajikan moral adalah kebajikan yang merupakan pembentukan kebiasaan, yang merupakan dasar dari kebajikan intelektual. Jadi, kebajikan intelektual dibentuk oleh pendidikan dan pengajaran. Kebajikan intelektual didasari oleh pertimbangan dan pengawasan akal. Oleh perenialisme estetika digolongkan kedalam filsafat praktis. Kesenian sebagai salah satu sumber kenikmatan keindahan adalah suatu kebajikan intelektual yang bersifat praktis filosofis. Hal ini berarti bahwa di dalam mempersoalkan masalah keindahan harus berakar pada dasar – dasar teologis, ketuhanan.

PANDANGAN MENGENAI PENGETAHUAN
Kepercayaan adalah pangkal tolak perenialisme mengenai kenyataan dan pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara piker (kepercayaan) dengan benda – benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal – hal yang adanya bersendikan atas prinsip keabadian.Oleh karena itu, menurut perenialisme perlu adanya dalil – dalil yang logis, nalar, sehingga sulit untuk diubah atau ditolak kebenarannya. Menurut Aristoteles, Prinsip – prinsip itu dapat dirinci menjadi :
• Principium identitatis, yaitu identitas sesuatu. Contohnya apabila si Bopeng adalah benar – benar si Bopeng ia todak akan menjadi Si Panut.
• Principium contradiksionis ( prinsipium kontradiksionis), yaitu hukum kontradiksi (berlawanan). Suatu pernyataan pasti tidak mengandung sekaligus kebenaran dan kesalahan, pasti hanya mengandung satu kenyataan yakni benar atau salah.
• Principium exelusi tertii (principium ekselusi tertii), tidak ada kemungkinan ketiga. Apabila pernyataan atau kebenaran pertama salah, pasti pernyataan kedua benar dan sebaliknya apabila pernyataan pertama benar pasti pernyataan yang berikutnya tidak benar.
• Principium rationis sufisientis. Prinsip ini pada dasarnya mengetengahkan apabila barang sesuatu dapat diketahui asal muasalnya pasti dapat dicari pula tujuan atau akibatnya.
Perenialisme mengemukakan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat.
• Science sebagai ilmu pengetahuan
Science yang meliputi biologi, fisika, sosiologi, dan sebagainya ialah pengetahuan yang disebut sebagai “empiriological analysis” yakni analisa atas individual things dan peristiwa – peristiwa pada tingkat pengalaman dan bersifat alamiah. Science seperti ini dalam pelaksanaan analisa dan penelitiannya mempergunakan metode induktif. Selain itu, juga mempergunakan metode deduktif, tetapi pusat penelitiannya ialah meneliti dan mencoba dengan data tertentu yang bersifat khusus.
• Filsafat sebagai pengetahuan
Menurut perenialisme, fisafat yang tertinggi ialah “ilmu” metafisika. Sebab, science dengan metode induktif bersifat empiriological analysis (analisa empiris); kebenarannya terbatas, relatif atau kebenarannya probability. Tetapi filsafat dengan metode deduktif bersifat ontological analysis, kebenaran yang dihasilkannya universal, hakiki, dan berjalan dengan hukum – hukum berpikir sendiri, berpangkal pada hukum pertama; bahwa kesimpulannya bersifat mutlak, asasi. Hubungan filsafat dan pengetahuan tetap diakui urgensinya, sebab analisa empiris dan analisa ontology keduanya dianggap perenialisme dapat komplementatif. Tetapi filsafat tetap dapat berdiri sendiri dan ditentukan oleh hukum –hukum dalam filsafat sendiri, tanpa tergantung kepada ilmu pengetahuan.

PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatarbelakangi oleh filsafat – filsafat Plato sebagai Bapak Idealisme Klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak Realisme Klasik, dan filsafat Thomas Aquina yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan ajaran Gereja Katolik yang tumbuh pada zamannya
1. Plato
Plato (427-347 SM), hidup pada zaman kebudayaan yang sarat dengan ketidakpastian, yaitu fisafat sofisme. Ukuran kebenaran dan ukuran moral menurut sofisme adalah manusia secara pribadi, sehingga pada zaman itu tidak ada kepastian dalam moral dan kebenaran, tergantung pada masing – masing individu. Plato berpandangan bahwa realitas yang hakiki itu tetap tidak berubah karena telah ada pada diri manusia sejak dari asalnya. Menurut Plato, “dunia idea”, yang bersumber dari ide mutlak, yaitu Tuhan. Manusia menemukan kebenaran, pengetahuan, dan nilai moral dengan menggunakan akal atau ratio.
Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan. Masyarakat yang ideal adalah masyarakat adil sejahtera. Manusia yang terbaik adalah manusia yang hidup atas dasar prinsip “idea mutlak”, yaitu suatu prinsip mutlak yang menjadi sumber realitas semesta dan hakikat kebenaran abadi yang transcendental yang membimbing manusia untuk menemukan criteria moral, politik, dan social serta keadilan. Ide mutlak adalah Tuhan
2. Aristoteles
Aristoteles (384 – 322 SM) adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya, yaitu idealisme. Hasil pemikirannya disebut filsafat realisme. Ia mengajarkan cara berpikir atas prinsip realistis, yang lebih dekat pada alam kehidupan manusia sehari – hari. Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan social. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia ideal
Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat mencapainya. Ia menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat, totalitas. Aspek – aspek jasmaniah, emosi, dan intelek sama dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa “kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan berpikir” (2:317)
3. Thomas Aquinas
Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan – kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap –tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata. Menurut J.Maritain, norma fundamental pendidikan adalah :
• Cinta kebenaran
• Cinta kebaikan dan keadilan
• Kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi
• Cinta kerjasama
Kaum perenialis juga percaya bahwa dunia alamiah dan hakikat manusia pada dasarnya tetap tidak berubah selam berabad – abad : jadi, gagasan – gagasan besar terus memiliki potensi yang paling besar untuk memecahkan permasalahan – permasalahan di setiap zaman. Selain itu, filsafat perenialis menekankan kemampuan – kemampuan berpikir rasional manusia sehingga membedakan mereka dengan binatang – binatang lain.

PANDANGAN MENGENAI BELAJAR
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah :
? Mental disiplin sebagai teori dasar
Penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan berpikir (mental discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dari belajar, atau keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan berpikir.
? Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan.
Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan ; otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Dan makna kemerdekaan pendidikan ialah membantu manusia untuk menjadi dirinya sendiri, be him-self, sebagai essential-self yang membedakannya daripada makhluk- makhluk lain. Fungsi belajar harus diabdikan bagi tujuan ini, yaitu aktualitas manusia sebagai makhluk rasional yang dengan itu bersifat merdeka.
? Learning to Reason ( Belajar untuk Berpikir)
Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis dan berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok pendidikan sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
? Belajar sebagai Persiapan Hidup
Bagi Thomisme, belajar untuk berpikir dan belajar untuk persiapan hidup (dalam masyarakat) adalah dua langkah pada jalan yang sama, yakni menuju kesempurnaan hidup, kehidupan duniawi menuju kehidupan syurgawi.
? Learning through Teaching (belajar melalui Pengajaran)
Adler membedakan antara “learning by instruction” dan “learning by discovery”, penyelidikan tanpa bantuan guru. Dan sebenarnya learning by instruction adalah dasar dan menuju learning by discovery, sebagai self education. Menurut perenialisme, tugas guru bukanlah perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “murid” yang mengalami proses belajar sementara mengajar. Guru mengembangkan potensi – potensi self discovery ; dan ia melakukan “moral authority”atas murid –muridnya, karena ia adalah seorang professional yang qualified dan superior dibandingkan muridnya.

Progresivisme

Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri (Barnadib, 1994:28). Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.

Hal ini karena progrevisme memandang manusia sebagai makhluk yang bebas, aktif, dinamis, dan kreatif. Kedudukan manusia penting dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban. Dengan kemampuan fikiran yang diberikan Tuhan, manusia mampu mampu menciptakan berbagai ilmu pengetahuan, kesenian dan sarana untuk menghasilkan perubahan dan perkembangan (progress), artinya dalam meninjau kebudayaan dan pendidikan, progrevisme mengutamakan tinjauan ke depan dari pada masa lalu (Barnadib, 1996:62).

Untuk menjelaskan pandangan progravisme, misalkan kita ambil contoh dari antropologi, disini dapat dipelajari bahwa manusia membentuk masyarakat, mengembangkan kebudayaan, dan telah berhasil untuk terus membina kehidupan dan persdaban dan selalu diupayakan untuk mendapatkan kemajuan.

Dari psikologi dapat dipelajari bahwa manusia mempunyai akal budi. Dengan kemampuan berfikirnya dan pengembangan imajinasinya ternyata manusia mampu kreatif untuk meringankan hidupnya dengan ciptaannya. Semuanya itu digunakan untuk meraih kemajuan dalam kehidupannya (Barnadib, 1996:19).

Kebenaran menurut pandangan progrevisme adalah sesuatu yang rasional yang dapat membawa kepada kemajuan atau progress. Sefhubungan dengan ini ide-ide, teori-teori atau cita-cita tidaklah cukup hanya diakui sebagai hal-hal yang ada dan mengandung nilai kebenaran, tetapi yang ada dan benar secara ilmiah haruslah dicari artinya dan diimplikasikan bagi suatu kemajuan perkembangan ilmu.

Untuk itulah progrevisme mengadakan perbedaan anatara pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan adalah kumpulan kesan-kesan dan penerangan-penerangan yang terhimpun dari pengalaman yang siap untuk digunakan. Kebenaran adalah hasil tertentu dari usaha untuk mengetahui, memiliki dan mengerahkan beberapa segmen pengetahuan agar dapat menimbulkan petunjuk atau penyelesaian pada situasi tertentu, yang mungkin keadaannya kacau Barnadib, 1996:31).

Esensialisme

Esensialisme dalam memandang kebudayaan dan pendidikan berbeda dengan progrevisme, kalau progrevisme menganggap pandangan bahwa banyak hal itu mempunyai sifat yang serba fleksibel dan nilai-nilai itu berubah dan berkembang, esensialisme menganggap bahwa dasar pijak semacam ini kurang tepat karena fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil dan tidak menentu (Barnadib, 1996:38).

Di samping itu esensialisme memandang manusia sebagai mahluk budaya, artinya keberadaan manusia mempunyai peranan sebagai penghayat, pelaksana, dan sebagai pengembang kebudayaan. Dalam kehidupannya manusia dilingkupi oleh nilai dan norma budaya, agar kehidupan manusia bermakna dan mantap perlu berlandaskan pada nilai dan norma budaya yang mantap, telah teruji oleh waktu.

Makna atau nilai kebenaran ilmiah yang dikemukakan aliran ini sebagaimana yang diungkapkan Richard Pratte (1977:139), adalah sikap konservatisme kefilsafatan, artinya bahwa kebenaran yang dilakukan manusia adalah relatif karena ketidaksempurnaan manusia,. Tapi setidaknya kebenaran yang dilakukan menurut teori ini adalah kemampuan manusia mengembangkan norma dan nilai yang mewarnai kebudayaan--termasuk pendidikan--, sehingga tidak dengan mudah meninggalkan prestasi serta produknya (kebudayaan, norma, dan nilai termasuk sebagian dari produk dan prestasi itu).

Ini menunjukkan bahwa anggapan mengenai adanya kenyataan itu tidak dapat hanya sebagai hasil tinjauan yang menyebelah saja. Berarti bukan hanya dari subyek atau obyek semata-mata, melainkan pertemuan antara keduannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan dan ide-ide. Dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas, yaitu Tuhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos. Dengan menguji dan menyelidiki ide-ide serta gagasan-gagasannya, manusia akan dapat mencapai kebenaran, yang sumbernya adalah Tuhan sendiri (Butler, 1951:161).

Disinilah fungsi pendidikan dalam berbagi bentuk dan manifestasinya yang senantiasa berkembang an berubah, merupakan refleksi dari kebudayaan mengantarkan manusia ke dalam fikiran dan alam modern yang ditandai perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Perenialisme

Perenialisme dalam memandang keadaan sekarang adalah sebagai zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kekacauan, kebingungan dan kesimpangsiuran. Berhubung dengan itu dinilai sebagai zaman yang membutuhkan usaha untuk mengamankan lapangan moral, intelektual dan lingkungan sosial kultural yang lain. Ibarat kapal yang akan berlayar, zaman memerlukan pangkalan dan arah tujuan yang jelas. Perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan pangkalan yang demikian ini merupakan tugas yang pertama-tama dari filsafat dan filsafat pendidikan (Barnadib, 1996:59).

Sesuai dengan asal katanya, yaitu perenial: hal-hal yang ada sepanjang masa, perenialisme mengikuti tradisi perkembangan intelektuali akademik yang ada pada dua zaman, Yunani dan abad pertengahan. hal-hal yang ada sepanjang masa inilah yang perlu digunakan untuk menatap kehidupan sekarang yang penuh dengan liku-liku (Pratte,1977:166). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perenialisme bersifat regresif, artinya kembali kepada kebenaran yang sesungguhnya sebagaimana telah diletakkkan dasarnya oleh para filosof zaman lampau.

Motif dengan mengambil jalan regresif bukan hanya nostalgia atau rindu akan nilai-nilai lama untuk diingat atau dipuja, malainkan berpendapat bahwa nilai-nilai tersebut mempunyai kedudukan vital bagi pembangunan kebudayaan abad ini (Barnadib, 1996:59).

Dalam memandang pengetahuan, perenialisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang dapat diketahui dan merupakan kenyataan adalah apa yang terlindung pada kepercayaan. Kebenaran adalah sesuatu yang menunjukkan kesesuaian antara pikir dan benda-benda (Barnadib, 1996:67). Maksudnya adalah hal-hal yang adanya bersendikan atas prinsip-prinsip keabadian. Hal ini berarti bahwa perhatian mengenai kebenaran adalah perhatian mengenai esensi dari sesuatu, artinya telah memenuhi syarat-syarat logis dan memiliki evidensi diri bagi pengertian yang dirumuskan.

Rekonstruksionisme

Aliran ini memandang manusia sebagai makhluk sosial. Manusia tumbuh dan berkembang dalam keterkaitannya dengan proses sosial dan sejarah dari pada masyarakat. Pendidikan mempunyai peranan untuk menadnakan pembaharuan dan pembangunan masyarakat (Barnadib, 1996:63).

Perkembangan ilmu dan tehnologi tidak memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi masyarakat, namun juga membawa dampak negatif. Masyarakat yang hidup damai berangsur-angsur diganti oleh masyarakat yang coraknya tidak menentu, tiada kemantapan, dan yang lebih penting dari itu lepasnya individu dalamketerkaitannya dengan masyarakat serta adanya keterasingan, hal ini menciptakan budaay hegemoni sebagai ideologi.

George F. Kneller (1984:195) membuat ikhtisar pandangan Michael W. Apple tentang ideologi yang dimaksud ada 3 unsur, (1) pandangan bahwa kemajuan itu tergantung dari sains dan industri, (2) suatu kepercayaan dalam masyarakat bahwa agar orang mampu menyumbangkan jasanya dalam masyarakat kompetitif, (3) kepercayaan bahwa hidup yang memadai sama dengan menghasilkan dan mengkonsumsikan barang dan jasa bagi masyarakat . Sehingga menurut Apple ketiganya tercermin dalam kurikulum sekolah. Agar keadaan masyarakat dapat diperbaiki, pendidikan menjadi wahana penting untuk rekonstruksi.

Hal tersebut yang menyebabkan tumbuhnya pikiran kritis rekonstruksionisme yang terjadi dalam masyarakat, sehingga dapat dikatakan rekonstruksi sebagai tujuan mencari titik kebenaran melalui lembaga pendidikan.